PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING DAN CONTROLLING (POAC)
ASSALAMUALAIKUM WR.WB
Pada artikel kali ini, kita akan
mengupas tuntas mengenai prinsip POAC
yang telah diterapkan oleh banyak orang di seluruh dunia, dan telah terbukti
sukses membantu mengembangkan segala jenis bisnis.
Gambar 1.2
P |
Daftar Isi
Fungsi Manajemen dan Jenis Pekerjaan
1. Manajemen Leading (memimpin)
3. Management Organizing (penyusunan manajemen)
4. Management Controlling (pengawasan, pengendalian dan
pengamatan)
1. Developing performance standard
1. Pengertian
POAC
2. Fungsi
POAC
3. Penutup
Gambar 1.3
A. Fungsi Manajemen POAC Menurut George R. Terri dan Para Ahli
Fungsi
manajemen dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi beraneka ragam
jenis pekerjaan yang dapat digolongkan ke dalam satu kelompok sehingga
membentuk satu kesatuan administratif.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Louis A. Allen di dalam bukunya “The Professional of Management” manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, menyusun, merencanakan, dan mengawasi. Allen, Louis A., mengatakan bahwa pekerjaan manajer itu mencangkup 4 fungsi manajemen, yaitu:
· Leading (memimpin)
· Planning (merencanakan)
· Organizing (menyusun)
· Controlling (mengawasi dan meneliti), yaitu menentukan langkah-langkah yang lebih baik.
Setiap manajer atau pemimpin harus menjalankan keempat fungsi manajemen tersebut di dalam organisasi sehingga hasilnya menjadi suatu keseluruhan yang sistematis. Contohnya setiap orang bisa merencanakan dan menyusun pekerjaannya, tetapi jika cuma itu mereka belum bisa disebut manajer, seperti halnya seorang ibu tidak bisa kita sebut sebagai dokter, hanya karena kadang-kadang ibu itu memberikan anaknya fungsi pokok manajemen, yaitu:
- Planning
- Organizing
- staffing
- directing and leading
- Controlling
George
R. Terry merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi manajemen pokok,
yaitu:
- planning
- organizing
- actuating
- controlling
Berkaitan
dengan hal tersebut, menurut George R. Terry perlu memahami konsep PIRO, yang
merupakan singkatan dari people,
ideas, resources, dan objectives.
- People (manusia) merupakan sumber daya manajemen paling penting yang tersedia bagi manajer. Sebagaimana dalam analisis akhir manajemen adalah:
- Oleh (by)
- Melalui
atau dengan menggunakan (through)
- Untuk (for) manusia.
Hal ini berarti dalam upaya mencari suatu tujuan yang telah ditentukan maka setiap anggota organisasi perlu diberitahu, diyakini dan dibangkitkan semangatnya.Selain itu, mereka perlu diarahkan sesuai dengan tugas-tugasnya agar hasil kerjanya dapat memuaskan.
2. Ideas (gagasan-gagasan) merupakan milik yang paling berharga dari manajer, yaitu berupa pemahaman mengenai sesuatu berupa konsep-konsep pemikiran yang diperlukan.
3. Objectives merupakan tujuan-tujuan yang
memberikan makna bagi penggunaan manusia, gagasan dan sumber daya.
Jadi, jelas ada suatu tujuan yang
dicapai dan suatu misi yang harus diemban sesuai dengan sasaran dari setiap
kegiatan organisasi. Luther
Gulick (1930) mengatakan, fungsi manajemen adalah POSDCORB, singkatan dari:
P = Planning
O = Organizing
S = Staffing
D = Directing
C = Coordinating
R = Reporting
B = Budgeting
Sebenarnya
lama sebelum tahun (1908) Henry Fayol menyebutkan bahwa tugas utama seorang
manajer adalah:
- Merencanakan(to plan)
- Mengorganisasikan(to organize)
- Mengkoordinasikan(to coordination)
- Mengawasi(to control).
Sesungguhnya pandangan mengenai fungsi manajemen itu tidak berbeda antara beberapa ahli tersebut, cuma yang satu memasukkan salah satu atau dua fungsi ke dalam satu fungsi, sedangkan yang lain membaginya lagi sehingga menjadi beberapa fungsi yang lebih terperinci. Kita lihat, misalnya Louis A. Allen memasukan fungsi directing, selecting people dan staffing ke dalam salah satu fungsi manajemen, yaitu leading, sedangkan Koontz dan O’Donnell memisahkannya.Selain itu, kita lihat George R. Terry merumuskan planning menjadi fungsi pertama, sedangkan fungsi learning dia memasukan ke dalam actuating.
Jika
kita lihat sistematika fungsi-fungsi manajemen dari Louis A. Allen, kita akan
melihat bahwa hal di atas sudah sesuai dengan kenyataan di lapangan, bahwa
setiap manajer harus melaksanakan keempat fungsi tersebut, sehingga hasilnya
menjadi satu kesatuan yang sistematis. Berkomunikasi adalah pekerjaan seorang manajer, terutama
dalam menjalani Masing-masing fungsi tidak berdiri sendiri, tetapi harus
dirakit menjadi proses manajemen. Fungsi manajemen menurut Louis A. Allen
terdiri dari:
1. Manajemen Leading (memimpin)
Gambar 2.2
Memimpin
adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer agar orang-orang lain
bertindak. Dalam pengertian manajemen, memimpin
bukan proyeksi dari sifat pribadi, melainkan merupakan suatu jenis pekerjaan
khusus yang terdiri dari keahlian yang dapat dikelompokkan ke dalam golongan
yang sama sehingga menuntut dirinya sebagai seorang generalist.
Fungsi leading ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
- Mengambil keputusan (decision making);
- Mengadakan komunikasi (communicating);
- Memberikan motivasi (motivating);
- Memilih orang-orang (selecting people);
- Mengembangkan orang-orang (developing people).
Penjelasan fungsi manajemen sebagai leading adalah sebagai berikut :
- Mengambil keputusan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memperoleh kesimpulan-kesimpulan dan pendapat (conclusion and judgement) dalam memberi keputusan mengenai suatu soal.
- Berkomunikasi merupakan tugas utama bagi seorang manajer, terutama ketika mentrasfer pemikiran antara dirinya dengan bawahan yang dipimpinnya. Tugas pemimpin dalam kaitan dengan komunikasi adalah memberikan penerangan mengenai tradisi, tujuan, sejarah, perubahan, dan politik.
Gambar 2.3
Jadi,
fungsi komunikasi itu maksudnya untuk menjamin pengertian timbal balik
antara atasan dan manajer serta orang-orang lain yang tergabung dalam
organisasi.Manajer harus mengerti bawahannya dan memahami kebutuhannya dan
pendapat mereka.
Motivasi adalah fungsi yang merupakan pekerjaan seorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain untuk bertindak.Motif adalah suatu dorongan dari dalam dirinya atau dari luar yang memberikan suatu kekuatan yang sangat bear untuk berbuat sesuatu.Motivasi diarahkan kepada sumber utama tingkah laku manusia (mainspring human behaviosr) dan hal ini merupakan salah satu keahlian manajemen yang paling sulit. Cara-cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin untuk menuntut dan membantu bawahannya tentu saja bermacam-macam. Untuk mendapatkan yang paling baik, dibutuhkan suatu pengetahuan dari berbagai macam cara yang disertai dengan intuisi untuk memilih cara yang paling tepat waktu dan tempatnya. Leading merupakan fungsi utama manajemen yang sangat berpengaruh, dan skill memimpin merupakan keahlian seorang manajer untuk mengatur hubungan antar manusia (human relations). Oleh karena itu, timbul kecenderungan untuk menarik kesimpulan bahwa hubungan antar manusia yang sempurna dan manajemen yang efektif adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan.
2.
Management Planning
fungsi Manajemen planning meliputi beberapa kegiatan, seperti:
- forecasting (meramalkan);
- establishing objective (menetapkan maksud dan tujuan);
- Tugas manajer dalam menentukan saran-saran atau tujuan (goal or target).
- programming(mengacarakan);
- scheduling (mengatur tata waktu);
- Menetapkan urutan yang tepat. Hal ini sangat penting agar semua tindakan dapat berhasil dengan baik.
- budgeting (menyusun anggaran belanja);
- Mengalokasikan sumber-sumber daya yang ada.
- developing procedures (mengembangkan prosedur);
- Menormalisasikan cara-cara pelaksanaan pekerjaan (standardize).
- establishing and interpreting police (menetapkan dan menafsirkan kebijakan-kebijakan);
Menerapkan dasar-dasar penerapan kerja. Harold Koontz dan O’Donnel mengatakan, fungsi perencanaan adalah “bila kelompok orang berusaha agar efektif, maka mereka harus mengetahui apa yang harus mereka selesaikan”. Rencana tersebut sudah ditetapkan jauh jauh hari, apa yang dikerjakan, kapan mengerjakannya, siapa yang mengerjakannya, dan bagaimana cara mengerjakannya. Planning menjembatani kesenjangan ketika kita berada dan ke mana kita ingin pergi atau dengan kata lain “plans are made to operate in the future“. Lebih jauh Koontz mengatakan, “planning meminta proses pemikiran yang memerlukan arah tindakan yang ditentukan secara sadar dan merupakan dasar dari keputusan-keputusan terhadap tujuan, pengetahuan, dan dugaan yang disoroti”.
Jadi, dalam “planning” kita melihat ke muka, yaitu ke masa yang akan datang dan dengan kontrol kita melihat ke belakang, yaitu mengenai tindakan yang dilaksanakan.
3. Management Organizing (penyusunan manajemen)
Kegiatan
yang dilakukan oleh manajer dalam mengatur dan menghubungkan pekerjaan yang
dilakukan sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif oleh orang lain (karyawan.
Fungsi
manajemen organizing ini meliputi:
- Designing Organization Structure (merencanakan strukur organisasi)
Menyusun pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ditentukan, menggolongkan pekerjaan agar merupakan satu kesatuan organisasi yang seimbang, dan menentukan tanggung jawab dalam setiap jabatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. - Menyusun pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ditentukan, menggolongkan pekerjaan agar merupakan satu kesatuan organisasi yang seimbang, dan menentukan tanggung jawab dalam setiap jabatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
- Delegating Responsibility and
Authority (mendelegasikan
tanggung jawab dan wewenang)
Mempercayakan tanggung jawab dan wewenang kepada orang lain, serta menetapkan pertanggungjawaban (accountibility) untuk hasil yang dicapai. - Mempercayakan tanggung jawab dan wewenang kepada orang lain, serta menetapkan pertanggungjawaban (accountibility) untuk hasil yang dicapai.
- Establishing Relationship (menetapkan hubungan-hubungan
yang membedakan antara line dan staff)
- Menjelaskan reporting relationship (hubungan pelapor) antar bawahan masing-masing, dan antar kelompok sendiri dengan kelompok lainnya.Misalnya antara line dan staf, khususnya merupakan cara untuk membedakan antara dua jenis hubungan. Menunjukkan peranan orang-orang dalam suatu kelompok yang mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan terakhir dalam soal-soal yangberhubungan dengan maksud dan tujuan utama organsasi.
4. Management Controlling
(pengawasan, pengendalian dan pengamatan)
Pekerjaan manajer dalam menilai dan mengatur pekerjaan yang diselenggarakan dan yang telah selesai. Cara-cara pengawasan dalam manajemen diperoleh melalui:
- developing performance standard (perkembangan tinskadderajat pekerjaan);
- measuring performance (pengukuran hasil pekerjaan);
- evaluating results (penilaian hasil pekerjaan);
- Taking corecctive action ( pengambilan keputusan perbaikan).
Keempat cara pengawasan melalui
manajemen pengendalian dapat dijelaskan sebagai betikut :
- Developing Performance Standard.
2. Measuring Performance
Memastikan
dan menetapkan pekerjaan mana sudah selesai dan mana yang sedang dalam proses
pengerjaan. Hal tersebut dapat dicapai melalui pengamatan, laporan dan catatan
berbagai kegiatan.
3. Evaluating Result
Menetapkan arti perbedaan-perbedaan dan pengecualian-pengecualian dengan cara membandingkan hasil pekerjaan yang sebenarnya dengan ukuran hasil pekerjaan.
4. Taking Corective Action
Meluruskan dan mengadakan perbaikan terhadap penyinpangan-penyimpangan yang terjadi.
Adapun terkait ke 4 fungsi manajemen tersebut saling terhubung antara fungsi manajemen satu dengan fungsi manajemen yang lain. Semua itu merupakan hasil hubungan antara fungsi leading, planning, organizing dan controlling. Semua susunan, rencana-rencana, alat-alat pengawas dan peneliti tidak berguna tanpa adanya penggerak dari orang-orang yang dipimpin, yaitu manusianya.
Oleh karena itu, manusia adalah unsur manajemen yang terpenting dalam setiap organisasi. Fungsi-fungsi pokok manajemen menurut George R. Terry yang membentuk fungsi manajemen sebagai salah satu proses sebagai berikut :
Selanjutnya, ia membuat suatu tabel perincian berbagai kegiatan penting dan setiap fungsi pokok manajemen yang merupakan pekerjaan manajer sebagai berikut.Video 1.1
B. PENGERTIAN POAC (PLANNING, ORGANIZING, ACTUATIG, CONTROLLING)
Planning merupakan sebuah proses menyusun suatu kerangka kerja yang objektif guna untuk mengejar tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Dalam membuat sebuah perencanaan yang perlu dibahas adalah tujuan / goal perusahaan dan upaya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Membuat keputusan juga merupakan bagian dalam proses planning. Keputusan yang diambil harus memperhatikan masa depan dan setiap keputusan yang dibuat harus berhubungan dengan tujuan yang ingin dikejar atau mendukung dalam mencapai tujuan. Proses planning penting karena berperan dalam menggerakkan seluruh fungsi manajemen dalam sebuah bisnis. Dengan memiliki sebuah rencana, setiap individu atau divisi atau organisasi jadi memiliki arah yang jelas, dan bisa membantu mengeliminasi hal-hal yang tidak penting atau kurang membantu dalam mencapai tujuan bisnis.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat sebuah perencanaan, yaitu SMART:
- Spesifik :
- Measurable : rencana harus bisa diukur kesuksesannya
- Achievable : rencana yang dibuat harus masuk diakal, bukan merupakan sebuah angan-angan, dan dapat dicapai.
- Realistic : dalam membuat rencana, kita perlu berpikiran realis. Sama dengan poin sebelumnya, rencana yang dibuat harus sesuai dengan keadaan bisnis.
- Time : setiap membuat rencana, pastinya kita harus menentukan batas waktu kapan rencana tersebut harus dimulai dan diselesaikan. Hal ini penting karena sebuah rencana akan selalu menjadi rencana jika tidak dijalankan, dan berguna untuk mengevaluasi cara kerja atau hasil dari rencana tersebut.
Setelah
merencanakan semua hal yang dibutuhkan, selanjutnya adalah proses mengatur tim
atau divisi, mengatur jadwal kerja, juga mengelompokkan tiap individu sesuai
kemampuannya. Organizing akan
menuntut suatu bisnis untuk memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki,
khususnya sumber daya manusia, dalam upaya mengubah rencana ke dalam bentuk
aksi yang nyata. Proses ini menghasilkan pembagian tugas atau tim dengan tugas
spesifik.
Hasil dari perencanaan yang telah
dibuat perlu diteruskan ke grup yang lebih besar, dimulai dari divisi yang ada
di perusahaan. Tiap divisi akan memiliki tugas masing-masing untuk
mengimplementasikan konsep dasar bisnis, termasuk segala keperluannya. Dengan
distribusi konsep yang tepat, tiap divisi dalam struktur bisnis diharapkan
dapat menjalankan rencana sesuai prosedur dan secara sistematis. Banyaknya
individu di tiap divisi harus berdasarkan kebutuhan. Kurangnya personil untuk
tiap divisi bisa menyebabkan masalah, tapi hal yang sama juga bisa terjadi jika
terlalu banyak personil yang terlibat.
Di tiap divisi pastinya ada satu
penanggungjawab terhadap tugas, otoritas, dan jobdesc yang
berbeda. Makin tinggi posisi yang dipegang, makin besar tanggung jawab, tugas,
dan otoritas yang dimiliki. Prinsip dasar pengelolaan ini akan menjaga bisnis
tetap berjalan sesuai alur yang direncanakan di awal dengan membagi tugas ke
tiap divisi sesuai dengan keahliannya. Peran pimpinan juga jadi lebih krusial
karena harus mampu memastikan tim bekerja secara efektif dan memastikan rencana
yang sudah ada berjalan mulus.
3. Actuating
Mengimplementasi rencana ke dalam bentuk aksi menjadi langkah penting untuk mencapai sukses dalam bisnis. Dalam hal ini, tiap divisi diharapkan untuk mulai bisa mengerjakan tugasnya sesuai deskripsi pekerjaan masing-masing dengan mengaktualisasi ide dasar / rencana bisnis yang sudah diberikan. Dengan rencana matang dan proses aktualisasi yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, sistem manajemen bisa berjalan dengan halus. Tapi untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja sama. Semua divisi harus seirama dalam mengeksekusi rencana.
Dalam kata yang lain, aktualiasi
merupakan bagian dari misi. Sedangkan rencana yang dibuat menjadi bagian dari
visi. Mengaktualisasi rencana kerja harus sesuai program kerja yang sudah
disiapkan sebelumnya. Tentu saja dalam praktiknya pasti akan ada yang berubah
sesuai situasi yang berlangsung. Tiap divisi dan individu yang tergabung pada
suatu bisnis harus bekerja sesuai dengan tugas yang dibebankan, termasuk fungsi
dan peran yang diemban. Keahlian dan kompetensi dari tiap individu akan sangat
krusial dalam proses aktualisasi ide.
Aktualisi merupakan proses
implementasi rencana. Tanpa ada satu aksi yang nyata, rencana hanya akan
menjadi sekedar imajinasi belaka, atau mimpi yang tak pernah menjadi nyata.
4. Controlling
Controlling merupakan aksi yang dilakukan untuk memastikan alur kerja bisnis berjalan sesuai rencana. Bahkan tiga poin di atas (planning, organizing, dan actuating) tidak akan berjalan sempurna tanpa ada kontrol yang layak. Dalam hal ini, mengontrol bisa dimaknai sebagai aktivitas menjaga bisnis supaya tetap eksis. Mengontrol semua proses aktualisasi termasuk aspek penting dalam manajemen yang ideal. Tujuan utama controlling adalah untuk menjaga semua proses berjalan sesuai apa yang direncanakan. Kontrol yang dimaksud merupakan tugas utama dari pemimpin atau koordinator tiap divisi. Kontrol umumnya mencakup semua aspek, termasuk aktivitas bisnis yang sedang berjalan, kenyamanan semua individu yang terlibat, waktu yang diperlukan tiap divisi, juga lainnya. Tujuan dari kontrol yaitu memastikan bahwa semua aktivitas yang dilakukan dalam bisnis sesuai dengan kerangka kerja yang dibuat berdasarkan konsep dasar. Jika suatu saat muncul masalah di luar rencana, pemimpin harus mampu memberi solusi, tentunya masih mengacu dengan rencana kerja. Hasil akhirnya adalah, semua aktivitas yang dikerjakan akan memberi hasil maksimal. Pada proses kontrol ini, peran pemimpin sangat penting, terlebih saat dituntut mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Manfaat penting lainnya dari controlling adalah kemampuan melihat potensi penyimpangan yang terjadi selama bisnis berjalan, baik dalam proses perencanaan, implementasi, dan organisasi. Semakin cepat sebuah penyimpangan / masalah dikoreksi, diantisipasi dan disesuaikan, maka hasil akan menjadi lebih maksimal dan efisien.
1. Pengertian tiap Fungsi POAC
Gambar 4.1
Fungsi
POAC sendiri dalam suatu organisasi
adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam
pencapaian tujuannya. Berikut adalah pemaparan singkat tentang tiap bagian dari
POAC :
a. Planning
Planning meliputi pengaturan tujuan dan
mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah
dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala sesuatu yang
manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan, mengatakan
“Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.
b. Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan
kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan
rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi. Organizing juga
meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas
yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan
beberapa tugas.
Aspek
utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau
beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber
daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang
untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah
suatu aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang
terpisah dari organizing.
Definisi
sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat,
tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan
bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka
c. Actuating
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang baik. Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing. Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi kenyataan.
d. Controlling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai
dengan rencana. Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang
telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual
dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya mengoreksi.
Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan.
Fungsi
dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat
hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang
manajer akan kembali pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu
yang baru, berdasarkan hasil dari controlling.
Jelas
sekali bahwa fungsi pengawasan yang diambil dari sudut pandang definisi sangat
vital dalam suatu perusahaan. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
ketentuan dari rencana. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat
penyimpangan. Hal ini dilakukan untuk pencapaian tujuan sesuai dengan rencana. Jadi pengawasan dilakukan sebelum
proses, saat proses, dan setelah proses. Dengan pengendalian diharapkan juga
agar pemanfaatan semua unsur manajemen menjadi efektif dan efisien.
Dalam
controlling ada beberapa proses dan tahapan, yaitu pengawasan. Proses
pengawasan dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui langkah sebagai
berikut:
Menentukan standar yang akan
digunakan sebagai dasar pengendalian.
- Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
- Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
- Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
Beberapa
cara pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang manajer yang meliputi:
- pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manejer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.
- Pengawasan berdasarkan pengecualian, adalah pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengawasan ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.
Pengawasan juga bisa dibedakan
menurut sifat dan waktunya:
- Preventive control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pengawasan ini merupakan pengawasan terbaik karena dilakukan sebelum terjadi kesalahan namun sifatnya prediktif.
- Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan dalam pelaksanaanya. Dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
- Pengawasan saat proses dilakukan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.
- Pengawasan berkala, adalah pengawasan yang dilakukan secara berkala, misalnya perbulan, persmester, dll.
- Pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apa pelaksanaannya dilakukan dengan baik atau tidak.
- Pengawasan Melekat (waskat), adalah pengawasan/pengendalian yang dilakukan secara integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.
Ada
beberapa dasar proses dalam pengawasan, diantaranya adalah Teknik pengendalian dan sistem yang pada dasarnya sama untuk kas,
prosedur kantor, moral, kualitas produk atau apa pun. Bisa diasumsikan bahwa
baik rencana dan struktur organisasi yang jelas, lengkap, dan terintegrasi akan
tercipta jika manajer yakin akan tugasnya. Jika manajer tidak yakin dari
tugasnya atau bawahan tidak memiliki kekuatan atau tidak tahu bahwa dia
memiliki kekuatan untuk melaksanakan tugasnya, akan menjadi sulit untuk
menentukan siapa yang bertanggung jawab.
Video 2.1
Source : youtube
3. Penutup
POAC diterapkan dalam setiap organisasi di seluruh dunia guna mempertahankan kelanjutan organisasi. POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check, Evaluate), dan PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC lebih banyak digunakan dan diterapkan karena lebih sesuai untuk setiap tingkat manajemen.
Komentar
Posting Komentar